Semasa sekolah dulu, di mata pelajaran
ekonomi, kita pernah diajarkan mengenai konsep pendapatan nasional.
Definisi pendapatan nasional ialah jumlah pendapatan yang diterima oleh
seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan
faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun.
Dengan menghitung pendapatan nasional kita dapat mengetahui tingkat
kemakmuran suatu negara.
Menurut data-data yang saya dapat dari CIA
World Factbook, berikut ini boleh dikatakan 10
negara termiskin di dunia
2010 jika pendapatan nasional negara tersebut diukur
berdasarkan konsep Gross Domestic Product (GDP) per kapita. Berikut
daftarnya :
10. Mozambik – $900 (GDP per kapita)
Republik Mozambik adalah sebuah negara di
Afrika bagian selatan yang berbatasan dengan Afrika Selatan, Swaziland,
Tanzania, Malawi, Zambia dan Zimbabwe. Mozambik merupakan anggota
Komunitas Negara-Negara Berbahasa Portugis dan Persemakmuran. Ibu kota
sekaligus kota terbesarnya ialah Maputo yang terletak di penghujung
bagian selatan.
Three men
carry a slaughtered goat away from the river bed of the Zambezi. On the
left, wrecks of army trucks. Photography by Ernst Schade
(http://www.flickr.com/photos/ernstschade/)
Menurut data IMF, antara tahun 1994-2006,
rata-rata pertumbuhan GDP tahunan negara ini sekitar 8%. Walaupun
demikian, Mozambik tetap menjadi salah salah satu negara termiskin dan
paling terbelakang di dunia. Kondisi perekonomian negara ini semakin
diperparah dengan berabagai macam problematika hidup penduduknya seperti
pecahnya perang saudara hingga gizi buruk yang banyak menimpa
anak-anak.
9. Afghanistan - $800 (GDP per kapita)
Afghanistan ialah sebuah negara yang
relatif miskin, sangat bergantung pada pertanian dan peternakan.
Ekonominya melemah akibat kerusuhan politik dan militer terkini,
tambahan kemarau panjang merupakan kesulitan bangsa antara 1998-2001.
Sebagian penduduk mengalami krisis pangan, sandang, papan, dan minimnya
perawatan kesehatan. Kondisi ini diperburuk oleh operasi militer dan
ketidakpastian politik. Inflasi menyisakan banyak masalah.
Kabul, Afghanistan.
Lebih dari 70% penduduknya hidup dengan
kurang dari $2/harinya. Perekonomian Afghanistan yang porak-poranda oleh
perang tetap bergantung pada poppy. Negara ini ialah penghasil opium
(karet kering yang disarikan dari sari biji poppy) terkemuka di dunia.
Opium merupakan bahan dasar pembuatan heroin.
Inside the
Red Cross hospital in Kabul children wake up from the nightmare of
stepping on landmines while trying to bring home food for their mothers,
brothers and sisters. Copyright: Nick Rain
(http://www.flickr.com/photos/nickrainimages/)
8. Republik Afrika Tengah – $700 (GDP per kapita)
Di negara yang beribu kota di Bangui ini
kesejahteraan penduduk sepenuhnya bergantung pada bantuan luar negeri
dan berbagai organisasi nirlaba. Seperti kebanyakan negara-negara miskin
lainnya, masalah gizi buruk dan kelaparan ialah salah satu persoalan
yang dihadapi.
Banyaknya pemilik lahan yang menjual hasil
panennya ke luar negeri menjadi salah satu faktor mengapa negara ini
kekurangan pangan. Di tahun 2006, ketika terjadi pemberontakan hebat di
negeri ini, sekitar 5000 orang mati kelaparan.
Rebel in
Central African Republic. (http://www.flickr.com/photos/hdptcar)
7. Eritrea – $700 (GDP per kapita)
Lokasi Eritrea memberinya keuntungan
mengendalikan rute laut melalui Terusan Suez. Inilah sebabnya mengapa
Italia mendirikan koloninya hanya setahun setelah pembukaan kanal pada
tahun 1869 dan mengapa Inggris menaklukkannya pada tahun 1941. Eritrea
ialah negara yang dituduh oleh Amerika Serikat karena diduga memiliki
hubungan dengan teroris. Pada tahun 2009 Menteri Luar Negeri AS, Hillary
Clinton, menuduh Eritrea memasok senjata kepada kelompok militan
al-Shabab Somalia yang diyakini memiliki hubungan dengan Al Qaeda.
Dalam sejarah diketahui bahwa Firaun Mesir
banyak mendatangkan gajah dari negara ini sebagai salah satu unit
perangnya. Namun akhir-akhir ini populasi gajah hampir punah. Selama
1955 dan 2001 tidak ada gajah-gajah yang terlihat. Diyakini hewan
tersebut hampir punah karena menjadi salah satu korban perang yang
sedang berlangsung di Eritrea. Sebagai tambahan informasi, di negara
ini hanya memiliki 824 sekolah dan 2 universitas.
Girl
collecting silt on the outermarches of the river Cacheu. Photography by
Ernst Schade (http://www.flickr.com/photos/ernstschade)
6. Niger – $700 (GDP per kapita)
Di negara yang beribu kota di Niamey ini
lebih dari 80% lanskapnya tertutup oleh luasnya gurun sahara. Sementara
di sekitar sungai Niger, savana banyak dijumpai. Lebih dari 5000 tahun
yang lalu lahan tersebut sebenarnya ditutupi dengan padang rumput subur.
Namun perubahan telah terjadi di 2000 tahun terakhir.
Luas negara ini dua kali ukuran Prancis,
namun dari 10.000 km panjang jalan raya yang dimiliki, kurang dari 800
km yang diaspal. Semua jalan beraspal berada di dalam kota. Tidak ada
jalan beraspal yang menghubungkan kota satu sama lain. Niger adalah
eksportir terbesar uranium. Sama seperti negara-negara miskin lainnya,
hanya sekitar 1 dari 4 orang yang pernah bersekolah. Alutsista Niger
juga sangat minim, dimana negara ini hanya memiliki sekitar 12.000
tentara dan 4 pesawat terbang!
Truck in
niger with illegal emmigrants.
(http://www.flickr.com/photos/claudebarutel/)
5. Guinea-Bissau – $600 (GDP per kapita)
Sebagai salah satu negara dengan GDP per
kapita terendah, lebih dari dua-pertiga dari penduduknya hidup di bawah
garis kemiskinan. Perekonomian terutama bergantung pada pertanian,
perikanan, kacang mete dan kacang tanah sebagai ekspor utama. Suatu
periode panjang ketidakstabilan politik telah menyebabkan aktivitas
ekonomi tertekan, memburuknya kondisi sosial, dan meningkatkan
ketidakseimbangan makro-ekonomi.
Setelah beberapa tahun kemerosotan ekonomi
dan ketidakstabilan politik, pada tahun 1997, Guinea-Bissau memasuki
sistem moneter CFA Franc , yang menyebabkan stabilitas moneter internal.
Perang sipil yang terjadi pada tahun 1998 dan 1999 dan kudeta militer
pada bulan September 2003 kembali menggangu kegiatan ekonomi.
Mulai sekitar 2005, para pengedar narkoba
yang berbasis di Amerika Latin mulai menggunakan Guinea-Bissau, bersama
dengan beberapa negara tetangga Afrika Barat, sebagai titik
transshipment ke Eropa untuk pengedaran kokain.
They now
have to live in crowded tents and makeshift huts.
(http://www.flickr.com/photos/unhcr/)
4. Somalia – $600 (GDP per kapita)
Tidak seperti kebanyakan negara Afrika
lainnya, Somalia belum pernah secara resmi dijajah oleh negara manapun.
Upaya Kerajaan Inggris untuk membangun koloni di sana berhasil dihalau.
Sementara Somalia yang terletak di Afrika Timur itu memiliki hubungan
dekat dengan dunia Arab karena sebagai salah satu anggota Liga Arab.
Mungkin karena latar belakang Islam, Somalia memiliki salah satu tingkat
penderita HIV dan infeksi AIDS terendah. Somalia menjalin persahabatan
dengan Uni Soviet untuk membangun militer terbesar di Afrika. Namun
sayangnya itu terbukti tidak efektif untuk menahan perang sipil yang
pecah pada tahun 1991.
One man
covering a world of conflict. (http://www.flickr.com/photos/hotzone)
Dalam
beberapa tahun terakhir orang-orang miskin di Somalia telah menemukan
cara baru untuk mendapatkan uang. Hal tersebut tak lain dengan cara
pembajakan kapal internasional dan mengambil kru dan kargo sebagai
sandera. Pembajakan di Somalia telah menjadi begitu umum. Ketika
anak-anak muda tumbuh dewasa mereka ingin menjadi bajak laut karena di
situlah uang berada. Perusahaan internasional diwajibkan membayar uang
tebusan kepada bajak laut antara 1-20 juta dolar hanya untuk
mendapatkan kapal kembali. Bahkan tebusan untuk sebuah kapal tanker yang
mengangkut minyak dapat senilai seratus juta dolar.
Sixteen
million people in eastern Africa are in need of emergency food aid and
the threat of starvation is severe, according to FAO’s latest report on
the Food Supply Situation and Crop Prospects in sub-Saharan Africa.
(http://flickr.com/photos/queenofrock/)
3. Liberia – $500 (GDP per kapita)
Liberia adalah salah satu dari sedikit
negara di Afrika yang belum dijajah oleh bangsa Eropa. Sebaliknya,
Liberia didirikan dan dijajah oleh para budak yang melarikan diri dari
Amerika. Budak ini terdiri elite negara dan mereka mendirikan
pemerintahan yang mirip dengan Amerika Serikat.
Pada tahun 1980 presiden Liberia
digulingkan dan diikuti periode perang sipil. Setelah memakan korban
ratusan ribu orang, Liberia berada dalam krisis ekonomi yang mendalam.
Statistik menunjukkan bahwa sekitar 90% dari penduduk hidup di bawah $
1,25 /hari. Sebagai salah satu dari 3 negara termiskin di dunia, Liberia
memiliki tingkat pengangguran mencapai 85%.
Street
scene, Monrovia, Liberia. (http://www.flickr.com/photos/34587605@N03/)
2. Burundi – $300
(GDP per kapita)
Perang antar suku menjadi pemandangan yang
selalu dapat dijumpai di sini. Burundi sangat miskin dikarenakan mereka
tidak pernah benar-benar punya waktu untuk damai diantara perang sipil
yang abadi. Korupsi, akses masyarakat miskin terhadap pendidikan, dan
persentase yang tinggi dari HIV dan AIDS adalah semua hal yang dikenal
mengenai Burundi.
Sekitar 80% dari penduduknya hidup dalam
garis kemiskinan dan menurut Program Pangan Dunia 57% dari anak di bawah
5 tahun menderita kekurangan gizi kronis. 93% dari pendapatan Burundi
berasal dari penjualan ekspor kopi. Menurut sebuah penelitian yang
dilakukan di 178 negara, penduduk Burundi memiliki kepuasan hidup
terendah di dunia dan hampir seluruhnya hidup bergantung pada bantuan
asing.
A Batwa
woman with her child in Mirombero Colline in the Burundian province of
Bubanza, north of Bujumbura. (http://www.flickr.com/photos/un_photo/)
1. Republik
Demokratik Kongo – $300 (GDP per kapita)
Negara ini dulunya dikenal dengan nama
Zaire (diantara tahun 1971-1997). Negara yang menggunakan bahasa Prancis
sebagai bahasa resminya ini kondisinya porak-poranda oleh perang.
Perang Kongo kedua pecah pada tahun 1998. Perang yang melibatkan
setidaknya 7 tentara negara asing ini adalah konflik paling mematikan di
dunia sejak Perang Dunia II dimana telah menewaskan 5.400.000 orang. Di
Afrika perang ini disebut sebagai Perang Dunia Afrika. Diperkirakan
pada tahun 2010 setidaknya 45 000 orang di Kongo tewas setiap bulannya.
Running for
cover in the rain at Kibati camp just North of Goma in the Democratic
Republic of Congo (DRC). Fighting between rebels and government forces
has escalated and has forced 250,000 people from their homes in eastern
DRC. Kibati camp is only 20km from the closest pocket of fighting and
has been shelled by the rebels within the last seven days. November 12,
2008. Photographs by Thomas Lay
(http://www.flickr.com/photos/shelterboxuk/)
Kongo juga dikenal sebagai salah satu
tempat terakhir di bumi yang memiliki suku kanibal. Seseorang dari suku
Mbuti kerdil berkisah bahwa orang-orang mereka diburu dan dimakan
seperti binatang oleh suku-suku tetangga. Memakan manusia adalah cara
untuk bertahan hidup dalam kelaparan yang mempengaruhi sekitar 67% dari
populasi. Kongo juga diyakini sebagai tempat terburuk di dunia untuk
wanita, karena ia memiliki tingakat pemerkosaan paling tinggi dalam
setahun. Warga setempat percaya bahwa “tidur” dengan seorang gadis
perawan akan menyembuhkan AIDS.
Camp de
Kahe, Kitchanga, Democratic Republic of Congo.
(http://www.flickr.com/photos/unhcr/)
Demikianlah daftar 10 negara termiskin
berdasarkan pengukuran GDP per kapita menurut CIA World Factbook. Saya
tidak tahu pasti apakah hasil kalkulasi dan perangkingan diatas sama
dengan data yang dirilis oleh IMF. Namun yang pasti,
data dari CIA World Factbook diatas sangat layak untuk dijadikan
referensi yang valid dan memiliki kredibilitas.
Oh ya, mungkin ada yang bertanya, di
ranking berapakah posisi Indonesia dalam daftar tersebut?
Ternyata Indonesia nangkring di posisi 155
dari 227 negara yang terdaftar. Indonesia yang memiliki $4000 GDP per
kapita masih berada jauh di bawah negara tetangga Singapura (rank 8
dengan $50.300), Malaysia (rank 77 dengan $14.800) dan Thailand diposisi
120. Namun posisi Indonesia masih sedikit lebih tinggi dibanding
Filipina dan Vietnam. Entah, kita harus senang atau sedih melihatnya?(Dipta)
Sumber Data :
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/
http://en.wikipedia.org